Senin, 17 Agustus 2015

surat di tahun 2015



Ada apa dengan tahun 2015??
Bagiku tahun ini tahun yang mengejutkan, benar2 mengejutkan ….Tuhan Maha mengejutkan ternyata.
Sedikit aku ingin bercerita kepadamu Titin.
Tentang kisahku yang ada di tahun 2015 ini,
Kita mulai ya……..
Sebenarnya cerita bulan Januari tidak lepas dari bulan-bulan sebelumnnya yang berada diposisi tahun 2014. Aku ingat betul bulan November,  aku lupa tanggalnya, aku ikut tes CPNS. Ikut menjadi peserta tes CPNS tidak lain bertujuan untuk menyenangkan hati orang tua terutama mamah yang selalu berharap sekali ada salah satu dari anaknya menjadi pegawai negeri yaitu AKU. Alasan lain, karena aku perempuan, ya perempuan, lagi-lagi perempuan, maka aku harus punya pegangan dalam hidup. Aku perempuan harus mandiri tidak bergantung pada siapapun termasuk suami. Aku perempuan, maka aku harus jadi PNS. "Kapan kamu jadi PNS", pertanyaan yang tidak bisa aku hindari ketika aku mudik keorangtuaku. Jawabanku, "PNS itu takdir bukan pilihan", lalu aku dibalas dengan jawaban, "kalau begitu usahakan agar takdirmu itu untuk menjadi PNS". Aku terdiam, berat sungguh berat untuk yang satu ini. Bermula dari cerita itulah aku berpikir inilah saatku untuk mewujudkan mimpi ibuku di penghujung akhir 35 tahun, kesempatan akhir untuk ikut tes CPNS.
Diperjalanan selanjutnya, diam-diam tanpa sepengetahuanku, suamiku tercinta mendaftarkanku lewat online, setelah aku berdebat kesekian kalinya untuk tidak mengikuti ikut tes CPNS, dengan alasan aku sesungguhnya ingin menjadi dosen meski dosen swasta dan tidak menjadi PNS. Karena saat itu status PNS sangat sukar untuk aku peroleh begitu saja. Lalu entah mengapa rahmat dari Illahi akhirnya aku terdaftar dan lulus untuk ikut TES CPNS di bulan awal November 2014.

Persiapan seminggu untuk belajar buku tes CPNS, akhirnya, dengan deg-degan aku ikut tes. entah mengapa pasrah yang begitu tinggi membuat segala-galanya menjadi mudah. Toh tujuan ikut CPNS ini tidak lain untuk menyenangkan hati mamah, jadi aku tidak memiliki beban apa-apa, kalau dapat Alhamdulillah sekali, kalau pun tidak, juga tidak apa-apa.

Singkat cerita sesuatu telah mengejutkanku
 Tiba-tiba handphoneku berbunyi ;
“Haloo, apakah ini bu liza, ini dari BKD Loteng?”
“Benar bapak, ini dengan siapa?
“Bisa saya minta no KTP dan no ijazahnya?”
“Maaf bapak, kenapa putus-putus?”
“Nanti saya telpon kembali ibu?”
“Oh iyaaaaaa bapak, terimakasih banyak”
Aku bertanya dalam hati, siapakah dia?? Aku pun tidak menggubrisnya karena suara yang mengatakan identitas diri dari BKD Loteng itu tidak jelas di telinga, jadi aku berpikir yang menelpon tadi dari PU Loteng, untuk mengajak mengerjakan proyek.

Kau tahu Tin, sahabatku….
Saat itu aku sudah banyak menyusun peta rencana, dimana aku ingin menjadi penulis, aku ingin punya karya lagi, setelah kemarin aku menganggap diriku gagal untuk sebagai penulis, dikarenakan bukuku tidak laku di pasaran. Penyebabnya adalah si penerbit tidak mengedit tulisanku, akhirnya apa yang terjadi, tulisanku buruk hanya gara-gara banyak ketikan yang salah. Bersedihlah aku Tin. Dari itulah aku ingin mengulang membuat buku yang baik, mulai dari sekarang dan selama-lamamnya. Aku sudah mempersiapkan diri, data, ide yang akan aku tuliskan, bahkan aku mulai mengumpulkan uang untuk membaca buku sebagai referensiku, menabung kata-kata, membuat otakku sebagai gudang pengetahuan.  Dan lebih gila lagi semua tembok, laptop aku aku tuliskan sebagai alarmku untuk banyak membaca, banyak menulis, memotivasiku agar aku tidak lelah mengejar cita-citaku sebagai penulis.

Selain itu aku juga sudah menyusun rencana juga, jika aku ingin sekolah s3 lagi, Tin….lalu aku ingin mengejar diri untuk bisa mendapatkan gelar professor meski itu mission imposible, namun bagiku itu menyenangkan, karena aku bisa bermanfaat untuk orang lain. Aku sudah mempatri diriku agar hari-hariku penuh dengan petualang ilmu pengetahuan, dan itu sungguh menyenangkanku lagi…..pasti kau tersenyum membaca isi suratku pagi hari ini hehhehe.

Semua itu berubah ketika handphoneku itu berdering sekitar jam 20.00 malam, setelah aku bercerita ke suamiku jika aku ditelpon oleh sesorang yang dari dinas Loteng. Suamiku marah karena aku tidak mempertegaskan identitas siapa seseorang yang menelponku saat itu. Lalu handphoneku itu berdering kembali tak lama kemudian, 

" Haloo, selamat malam, ini dengan bu Liza? "
" Benar, maaf ini dengan siapa?"
Pertanyaan yang disampaikan tadi pagi diulang lagi. Aku curiga, siapa orang tersebut, 
" Maaf bapak, kenapa bapak menanyakan no ktp dan ijazah saya, ada apa?"
"Apakah ibu belum mengerti?"
" Tidak bapak"
bapak itu tertawa-tertawa, sengaja membuat aku penasaran,
" Ibu lulus tes CPNS!!!"
"Hah????????????"
Nano-nano rasanya, benar benar kaget dikarenakan bayangan pengumuman 17 Desember 2014 yang tidak ada namaku itu melintas di otakku. Bayangan mamah silih berganti di hadapanku, yang saat itu mamah masih berada di Mekkah, sedang menjalankan umroh bersama abah.

Kau tau tidak Tin?,
selang sehari aku mendapat berita jika abah jatuh sakit di Mekkah, dan positif ia tidak bisa pulang ke Lombok karena ia mengidap penyakit jantung. Kosentrasiku buyar, bahkan kebahagiaanku pun buyar. Yang ada kesedihan karena abah harus tinggal di Mekkah, tidak bisa ikut pulang bersama mamahku. Hari-hari aku lalui, penuh kesedihan dan ketidaktenangan. Hingga pemberkasan berlalu begitu saja, tanpa bekas di hatiku.

Aku sudah merasakan kebahagiaan ketika abah pulang dari Mekkah, pasca operasi jantungnya. Mungkin berkumpul dengan keluarga itulah kebagiaan sejati. Sedangkan mendapatkan berita lulus CPNS itu pendukung kebahagiaan juga, tertuma kebahagiaan untuk mamahku….

Akhir cerita Tin…
Aku bahagia dengan segala model bentuk cerita yang tuhan berikan kepadaku. Benar-benar WOW, sensasi di hati, rame-rame….iya…aku bahagia….benar-benar bahagia.
Terimakasih Tuhan, terimakasih Tin atas pertemanan ini…bye….

2 komentar:

  1. wah,, ewie diajarin nulis juga dunk.. cerita kita sama ya, demi kebahagiaan orang tua.. padahal dah nyaman dengan waktu yang fleksibel jadi dosen..rencana Allah, pasti lebih indah dari skenario manusia.. semangat pp mataram-praya ya mba..

    BalasHapus
  2. iyaa mbak, terimakasih banyak...belajar menulis apa saja, sambil minum kopi itu saj....pasti mbak punya cerita berharga dibandingkan saya, dan pasti mbak ewie bisa karena bapaknya mbak ewie orang yang luar biasa. saya boleh belajar juga dari mbak ya....sama sama belajar. masih belum apa-apa saya mbak...masih belajar juga...maaf jika masih belepotan menulisnya....

    BalasHapus