Rabu, 19 Agustus 2015

Taman hati untuknya



"Aku sedang berbicara pada bunga yang ada di taman kecil itu".
"Tentang pertanyaan sebuah cinta".
"Kepada bunga itu aku bertanya, benarkah ia mencintaiku ???"
"Benarkah ia berani menyimpan perasaannya sampai akhir hayatnya untukku?"

Sebenarnya cerita ini aku angkat dari cerita tentang teman kampusku, yang menurutku memiliki prilaku yang tidak dari biasanya dibandingkan teman-temanku lainnya.
Bagiku ia berbeda dari teman yang aku temui selama ini.
Ia seseorang yang selalu menyiram bunga di taman kampus itu di pagi dan sore hari. Diam-diam dari kejauhan aku memperhatikannya, "lalu ia bertanya pada bunga itu, kapankah ia bertemu dengan kekasihnya ???"

Kekasihnya telah hilang beberapa bulan yang lalu. Ia pergi entah kenapa, hanya beberapa pesan singkat yang disampaikan kepadanya melalui email bahwa ia akan pergi dan tak akan kembali. Wanita itu bukan wanita pencari, bukan wanita yang suka memberontak keadaan. Ia wanita biasa-biasa saja. Tidak cantik apalagi rupawan, ia biasa2 saja. Tidak memiliki banyak teman, ia suka menyendiri, dan kesendirian membuat ia bahagia. Entahlah, mengapa bisa begitu, ia sendiri tidak bisa menjawab ketika ia ditanya begitu.
Lagi-lagi saat ini aku sedang memperhatikannya dari jauh, ia sedang duduk sendiri di taman itu. Ia sedang mengetik di depan laptopnya. Duduk sendiri, sambil minum kopi. Aku yakin ia suka dengan situasi seperti itu.
Ia tersiksa, dengan situasi baru ini, batinnya. Banyak yang ia tidak bisa dinikmatinya lagi. Semenjak matahari di dalam hatinya telah pergi. Baginya, ia tidak ingin mencari orang untuk curhat. Ia hanya ingin sendirian, itu saja.
Aku pernah mencuri membaca tulisan yang ia sedang tulis, ketika ia meninggalkan laptopnya di taman bunga itu ketika ia pergi ke teolet. 
Berikut beberapa petikan tulisan itu,

“Wahai bunga di taman hatiku, kaulah yang menjadi saksiku, jika kau hidup untukku, maka aku akan bertemu dengannya kembali. Jika tidak, aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi selamanya. Maka dengan senang hati aku akan selalu menyiramimu setiap hari, sambil aku berdoa agar aku bisa bertemu dengannya, bukan karena kami saling mencari, namun saling menemukan. karena sesungguhnya di dalam hatiku yang paling dalam aku sangat ingin bertemu dengannya kembali”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar