Normalisasi
sungai adalah menciptakan kondisi sungai dengan lebar dan kedalaman tertentu.Sungai mampu mengalirkan air sehingga tidak terjadi luapan dari sungai
tersebut. Kegiatan normalisasi sungai berupa membersihkan sungai dari endapan
lumpur dan memperdalamnya agar kapasitas sungai dalam menampung air dapat
meningkat. Hal ini dilakukan dengan cara mengeruk sungai tersebut di
titik-titik rawan tersembunyi aliran air upaya pemulihan lebar sungai merupakan
bagian penting dari program normalisasi sungai karena meningkatkan kapasitas
sungai dalam menampung dan mengalirkan ke laut.
Menurut
Maryono dalam Masyhuri (2007) pengembangan sungai-sungai di Indonesia dalam 30
tahun terakhir ini mengalami peningkatan pembangunan fisik yang relative cepat.
Pembangunan fisik tersebut misalnya pembuatan sudetan, pelurusan, pembuatan
tanggul sisi dan pembetonan tebing, baik sungai kecil maupun besar. Hal ini
menyebabkan terjadinya percepatan aliran menuju hilir dan sungai bagaian hilir
akan menanggung aliran yang lebih besar dalam waktu yang lebih cepat dibanding
sebelumnya. Perbaikan sungai akan memberikan pengaruh maksimal sehingga
empat kali lipat, itu pun jika proses pelebaran atau pengerukan sebesar dua
kali lipatnya dapat berjalan lancar (Kodoatie dan Sjarief, 2008). Pelebaran
sungai harus dipertahankan sampai ke lokasi sungai paling hilr.
Sungai unus
adalah salah satu sungai yang terbesar yang mengalir di lingkungan Pagutan.
Sungai unus masih dimanfaatkan oleh masyarakat Pagutan khususnya masyarakat
Peresak Timur, Gulinten dan warga pertigaan kali Sri Bhakti, sedangkan Presak
Timur terindikasi menjadi daerah rawan banjir. Menurut www. Portalmataram.
Blogspot.com (28/09/2010) hal ini terungkap dari hasil pemetaan lingkungan
permukiman yang dilakukan tim penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLP-BK).
Badan keswadayaan masyarakat (BKM) Sami Karya PAgutan. Dikatakan Jayadi ketua
Tim Ahli Pendamping Program (TAPP) BKM Sami Karya Pagutan bahwa penyebab dari
banjir dikarenakan tingginya sedimen atau endapan di dasar aliran Sungai Unus
yang membelah kampung Presak Timur. Drainase primer ini di beberapa titik
terdapat pintu pembagi air yang berimbas terlintasnya semua wilayah Pagutan. Di kampung Presak Timur, saluran sungai ini
mengalir di kedua sisi Utara dan Selatan kampung dengan ketinggian rata-rata
saat ini 1,5 m dengan lebar rata-rata 3 m. Dibandingkan 20 tahun lalu kedua
saluran sungai Unus masih cukup dalam dan bersih sehingga tidak terjadinya
banjir di sekitar lingkungan Pagutan ketika musim hujan tiba.
berdasarkan hasil survei, sampah merupakan salah satu penyebab sedimentasi di Sungai Unus,
sampah yang dominan terlihat di sungai Unus adalah sampah dari sampah plastik.
Bahan plastik sudah lama mengendap di sungai, sehingga aliran sungai menjadi
tidak lancar dan sungai terlihat kotor dan kumuh. Sampah diperoleh dari hasil aktivitas rumah tangga di lingkungan tersebut, misalkan kebanyakan ibu-ibu membuang sampah di sungai, selain itu sampah yang berada di sungai Unus adalah merupakan hasil kiriman sampah dari aliran sungai Unus di luar lingkungan Pagutan sendiri, misalkan kiriman sampah rumah tangga dari lingkungan Abian Tubuh. Untuk itu tujuan penulisan ini setidaknya dapat menggugah hati kita untuk bersama-sama mengadakan normalisasi di Sungai Unus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar