Selasa, 03 Juli 2012

Normalisasi Sungai Unus


Normalisasi sungai adalah menciptakan kondisi sungai dengan lebar dan kedalaman tertentu.Sungai mampu mengalirkan air sehingga tidak terjadi luapan dari sungai tersebut. Kegiatan normalisasi sungai berupa membersihkan sungai dari endapan lumpur dan memperdalamnya agar kapasitas sungai dalam menampung air dapat meningkat. Hal ini dilakukan dengan cara mengeruk sungai tersebut di titik-titik rawan tersembunyi aliran air upaya pemulihan lebar sungai merupakan bagian penting dari program normalisasi sungai karena meningkatkan kapasitas sungai dalam menampung dan mengalirkan ke laut. 

Menurut Maryono dalam Masyhuri (2007) pengembangan sungai-sungai di Indonesia dalam 30 tahun terakhir ini mengalami peningkatan pembangunan fisik yang relative cepat. Pembangunan fisik tersebut misalnya pembuatan sudetan, pelurusan, pembuatan tanggul sisi dan pembetonan tebing, baik sungai kecil maupun besar. Hal ini menyebabkan terjadinya percepatan aliran menuju hilir dan sungai bagaian hilir akan menanggung aliran yang lebih besar dalam waktu yang lebih cepat dibanding sebelumnya. Perbaikan sungai akan memberikan pengaruh maksimal sehingga empat kali lipat, itu pun jika proses pelebaran atau pengerukan sebesar dua kali lipatnya dapat berjalan lancar (Kodoatie dan Sjarief, 2008). Pelebaran sungai harus dipertahankan sampai ke lokasi sungai paling hilr.
Sungai unus adalah salah satu sungai yang terbesar yang mengalir di lingkungan Pagutan. Sungai unus masih dimanfaatkan oleh masyarakat Pagutan khususnya masyarakat Peresak Timur, Gulinten dan warga pertigaan kali Sri Bhakti, sedangkan Presak Timur terindikasi menjadi daerah rawan banjir. Menurut www. Portalmataram. Blogspot.com (28/09/2010) hal ini terungkap dari hasil pemetaan lingkungan permukiman yang dilakukan tim penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLP-BK). Badan keswadayaan masyarakat (BKM) Sami Karya PAgutan. Dikatakan Jayadi ketua Tim Ahli Pendamping Program (TAPP) BKM Sami Karya Pagutan bahwa penyebab dari banjir dikarenakan tingginya sedimen atau endapan di dasar aliran Sungai Unus yang membelah kampung Presak Timur. Drainase primer ini di beberapa titik terdapat pintu pembagi air yang berimbas terlintasnya semua wilayah Pagutan.  Di kampung Presak Timur, saluran sungai ini mengalir di kedua sisi Utara dan Selatan kampung dengan ketinggian rata-rata saat ini 1,5 m dengan lebar rata-rata 3 m. Dibandingkan 20 tahun lalu kedua saluran sungai Unus masih cukup dalam dan bersih sehingga tidak terjadinya banjir di sekitar lingkungan Pagutan ketika musim hujan tiba.
 berdasarkan hasil survei, sampah merupakan salah satu penyebab sedimentasi di Sungai Unus, sampah yang dominan terlihat di sungai Unus adalah sampah dari sampah plastik. Bahan plastik sudah lama mengendap di sungai, sehingga aliran sungai menjadi tidak lancar dan sungai terlihat kotor dan kumuh. Sampah diperoleh dari hasil aktivitas rumah tangga di lingkungan tersebut, misalkan kebanyakan ibu-ibu membuang sampah di sungai, selain itu sampah yang berada di sungai Unus adalah merupakan hasil kiriman sampah dari aliran sungai Unus di luar lingkungan Pagutan sendiri, misalkan kiriman sampah rumah tangga dari lingkungan Abian Tubuh. Untuk itu tujuan penulisan ini setidaknya dapat menggugah hati kita untuk bersama-sama mengadakan normalisasi di Sungai Unus.