Permasalahan sampah tidak hanya berada di pinggir jalan saja, bahkan tidak sedikit menumpuk di sungai, sedangkan permasalahan sampah sungai setidaknya menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Kota. Umumnya banjir terjadi di Kota Mataram disebabkan tumpukan sampah yang ada di sungai, dan adanya banjir kiriman di daerah sungai hulu yang mana sungai hulu pun telah penuh oleh tumpukan sampah.
Kondisi cuaca juga sangat berpengaruh terhadap banjir di Kota Mataram. Jika musim hujan tiba, debit air sungai hujan di Kota Mataram cukup tinggi, posisi Kota Mataram pun berada di hilir yang secara otomatis akan mendapatkan peningkatan debit air dari hulu. Penyebab lainnya adalah belum adanya jetti di sungai Ancar dan sungai Unus, sehingga air tidak bisa masuk langsung ke laut,justru air laut memaksa surut kembali air sungai. Terlepas dari kondisi cuaca, posisi Kota Mataram di hilir, faktor dominan yang mendorong terjadinya banjir yaitu faktor sampah. Hal ini dibuktikan dari pernyataan walikota Mataram di sebuah media massa Suara NTB (08/02/12),bahwa "faktor utama penyebab terjadinya banjir di Kota MAtaram adalah akibat dari pendangkalan sungai oleh tumpukan sampah".
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,2007). Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian benda-benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang,sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai,tidak disenangi atau sesuatu yang harusdibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi yang bukan kegiatan biologis dan umumnya bersifat padat.
Berangkat dari pengertian sampah tersebut, Banjir yang terjadi di lingkungan Peresek Timur baru-baru ini,disebabkan oleh menumpuknya sampah dan adanya sedimentasi di sungai Unus oleh sampah. Sampah yang berada di sungai Unus biasanya berasal dari sampah rumah tangga. Rata-rata penduduk membuang sampah di sungai Unus, diakibatkan kurangnya sarana dan prasarana kebersihan yang disediakan oleh Pemerintah. Kurangnya kesadaran masyarakat setempat untuk tidak membuang sampah juga mewarnai penyebab terjadinya banjir di Peresak Timur. Sampah yang dominan terlihat di sungai Unus adalah sampah dari bahan plastik. Bahan plastik sudah lama mengendap di sungai,sehingga aliran sungai menjadi tidak lancar dan membuat sungai terlihat kotor dan kumuh. Secara garis besar plastic dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Umumnya jenis sampah plastik yang ada di sungai Unus yaitu sampah plastik yang bersifat thermoplastic yang dapat dengan mudah diproses menjadi bentuk lain. Agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai Unus, sebaiknya msyarakat diberi penyuluhan hidup sehat dan pelatihan pengolahan sampah plastik bagi remaja putri dan ibu-ibu rumah tangga. Melalui kegiatan penyuluhan tersebut diharapkan tidak terjadinya lagi banjir di Peresak Timur di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar