Asli, harmonis dan bersahaja dalam tatanan budaya serta penuh makna, itulah kata kunci yang dapat diambil setelah mengamati permukiman tradisional Segenter, yang terletak di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara Provinsi NTB. Asli terlihat dari kealamian dan ketradisionalan tampilan bangunan yang ada di Segenter. Alasan bangunan yang terbuat dari bahan alam, dikarenakan alam dianggap berkah dari leluhur dan dewa-dewa sesembahannya (dewa gunung rinjani, dewa Kahyangan dan Dewa Batu dinding. Penutup atap berasal dari alang-alang/jerami/re, lantai berasal dari tanah, dan dinding bangunan terbuat dari bahan anyaman bambu merupakan cerminan bangunan dari bahan alami yang kiranya dapat keberkahan dari leluhur dan dewa-dewa sesembahan.
Kerberkahan diharapkan membawa keharmonisan bagi masyarakat desa Segenter. Keharmonisan diperlihatkan pada pola permukiman yang berpola papan catur dengan arah rumah membujur, memanjang Utara-Selatan serta terbagi oleh jalan utama selebar ± 4 m yang mengarah ke Utara-Selatan tanpa perkerasan dan tidak dilengkapi dengan saluran air hujan. Pola perletakan bangunan adalah linier, berarah orientasi Timur-Barat dengan beruga’ berada di depan rumah tinggal mereka masing-maisng. Bangunan beruga’ bersifat umum dan ruangannya terbuka. Bagi masyarakat Segenter beruga’ merupakan simbol kebersamaan. Kebersamaan kiranya membawa keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Terakhir yang paling terasa dirasakan saat berada di permukiman Segenter adalah kesahajaan masyarakat dalam memaknai hidup. Sahaja tampak pada gaya hidup mereka yang lebih mementingkan kebersamaan dibandingkan kekay.an Bagi mereka harta,jabatan tidaklah penting, yang penting adalah bagaimana kerukunan bisa terjaga di desa Segenter, bahkan mereka menghindari terjadinya modernisasi di desa Segenter. Hal ini nampak terlihat, jarang ditemukan alat-alat elektronik seperti tv, radio, handphone meski sarana listrik telah ada, sehingga secara sadar mereka menajalani hidup mereka dengan penuh kesahajaan ditengah modernisasi melanda.